Hajatan Nusantara KH. Masduki Toha Sampai Meneteskan Air Mata Melihat Kiai Dihujat.
(69 Views) October 23, 2025 2:34 pm | Published by pimred | No commentSurabaya – SuaraJatim.News – Suasana religius dan penuh haru mewarnai peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 di Kota Surabaya. Bagi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, momen ini bukan sekadar seremoni Tahunan, melainkan panggilan untuk memperkuat kembali semangat kebersamaan dan peran pesantren dalam membangun Bangsa. Tahun ini, PCNU Surabaya menggelar kegiatan akbar bertajuk “Hajatan Nusantara” yang akan berlangsung selama tiga hari, mulai 17 hingga 19 Oktober 2025 di Balai Pemuda Surabaya.
Kegiatan ini dibuka dengan pengukuhan sejumlah lembaga di bawah PCNU, seperti LP Ma’arif, LDNU, LBM, LWAKAF, dan LTM, yang siap bergerak melayani umat dan masyarakat Surabaya. Selain pengukuhan, suasana pembukaan juga akan dimeriahkan dengan Lomba Da’i Aswaja dan Bazaar UMKM, menampilkan beragam produk kreatif warga NU dan pelaku usaha lokal. Rangkaian acara berikutnya akan diisi dengan Senam Sehat, Talkshow Literasi, Festival Patrol, dan Festival Banjari, hingga puncak acara Istighosah Kubro dan Doa Bersama pada 21 Oktober 2025 di Gedung Hoofdbestuur PCNU Surabaya.
Di tengah semaraknya Hajatan Nusantara, KH Masduki Toha, Ketua PCNU Kota Surabaya, tak kuasa menyembunyikan rasa haru. Dalam sambutannya, ia menyinggung berbagai musibah yang menimpa Dunia pesantren belakangan ini mulai dari peristiwa di Pondok Pesantren Al-Khoziny hingga kasus-kasus lain yang menimpa para kiai. “Menjelang Hari Santri ini, kami merasa sedih. Tanpa angin, tanpa hujan, tiba-tiba guru-guru kita dilecehkan luar biasa. Santri, pesantren, dan kiai kini menjadi perbincangan yang menyayat hati. Kami menangis,” tutur KH Masduki dengan suara bergetar.
Seruan itu menjadi pengingat betapa besar cinta dan kepedulian NU terhadap pesantren — tempat lahirnya generasi yang menjaga nilai Agama, Budaya, dan Kebangsaan. KH Masduki mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk memperkuat doa dan kesolidan di tengah berbagai ujian yang dihadapi. Ia menegaskan bahwa NU tak bisa dipisahkan dari pesantren, kiai, dan santri. “Kami mohon doa dari para kiai, masyaikh, dan para sepuh, agar cobaan ini bisa kita hadapi dengan sabar dan tetap dalam ridha Allah SWT. Karena NU berdiri di atas perjuangan para kiai dan pesantren,” ucapnya.
Menurutnya, kesolidan warga NU harus menjadi benteng moral Bangsa. “Tanpa kiai, tanpa pesantren, tanpa santri, Republik ini tidak akan seperti sekarang,” tegasnya penuh semangat.
Puncak Hajatan Nusantara bukan hanya ajang selebrasi, tetapi juga momentum refleksi. Melalui acara ini, PCNU Surabaya ingin meneguhkan kembali peran pesantren sebagai kekuatan spiritual dan moral Bangsa, sekaligus penggerak utama dalam membangun peradaban Indonesia, yang berkeadilan dan berperadaban. “Setiap ujian harus menjadi muhasabah agar kita bisa menjadi lebih baik. Hajatan Nusantara bukan sekadar perayaan, tapi wujud cinta NU kepada Negeri ini,” pungkas KH Masduki.
(Mr. Lee ~Mahrus)
Notice: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u3281444/public_html/suarajatim.news/wp-content/themes/magazimple1.0dev/addthis.php on line 4
No comment for Hajatan Nusantara KH. Masduki Toha Sampai Meneteskan Air Mata Melihat Kiai Dihujat.